Senin, 18 Maret 2013

Mencoba Kombinasi Vaksinasi



Kerepotan ibu bekerja dengan anak kecilnya semakin bertambah. Bayi di awal kehidupannya pun ikut menderita karena harus bolak balik dibawa ke dokter dan menerima beberapa kali suntikan vaksinasi.
Mengingat masing-masing vaksin memiliki jadwal pemberian yang berbeda. Akibatnya, banyak orangtua yang tidak hafal bahkan lupa akan jadwal imunisasi bayinya.
Seringnya kesakitan yang dialami oleh bayi karena suntikan imunisasi serta banyaknya jumlah kunjungan ke dokter, menjadi kendala yang mempengaruhi tingkat kepatuhan orangtua untuk melengkapi imunisasi untuk bayinya. Cukup merepotkan.
Apalagi beberapa jenis vaksin tidak cukup sekali diberikan melainkan harus tiga kali, seperti Hib untuk mencegah infeksi selaput otak (meningitis) dan DPT untuk mencegah sekaligus tiga penyakit (difteri, pertusis dan tetanus).
Kemajuan teknologi memang telah mampu mengurangi ketidaknyamanan bayi saat diimunisasi, yaitu dengan berhasilnya diciptakan beberapa vaksin kombinasi. Salah satu vaksin kombinasi untuk bayi terbaru adalah vaksin kombinasi DPT.
Mengingat manfaat untuk mencegah sekaligus tiga penyakit itulah mengapa imunisasi ini diwajibkan pemerintah.
Menariknya, hasil penelitian membuktikan bahwa efek samping demam dari pemberian vaksin DPT sangat minimal secara bermakna, yaitu hanya 9,9% (N=1,275). Jika dibandingkan dengan pemberian vaksin DPT konvensional yang memberikan dampak demam pada bayi hingga 42,2% (N=1.275).
Vaksin kombinasi memang banyak untungnya. Paling tidak ia mengurangi jumlah suntikan dari 6 kali menjadi hanya 3 kali yang berarti mengurangi trauma suntikan pada bayi.
Keuntungan lainnya adalah praktis karena menghemat waktu para orangtua untuk membawa bayinya ke dokter, meningkatkan kepatuhan imunisasi serta minim efek samping seperti demam, bengkak, kemerahan dan rasa nyeri pada bekas suntikan. yz
sumber : visual

Tidak ada komentar:

Posting Komentar