Senin, 18 Maret 2013

Bayi Lahir Jangan Langsung Dimandikan



Sampai sekarang, kebiasaan langsung memandikan bayi yang baru lahir sepertinya tetap berlaku dan turun-temurun terjadi di dunia perbidanan Terlebih di kalangan dukun beranak atau dalam bahasa kerennya disebut the traditional birth attendant.
Memandikan bayi baru lahir seolah menjadi prosedur tetap, karena bayi dianggap kotor lantaran berlumuran darah, lendir, mekonium (kotoran bayi, berwarna hitam kental), dan air ketuban. Apalagi jika kulit bayi juga diselimuti lemak berwarna putih - vernix casiosa - yang tampak menjijikkan, sehingga harus dibersihkan dengan kapas yang telah diberi minyak asli dari kelapa.
Tuntutan serupa kadang juga datang dari pihak keluarga. Orangtua yang beragama Islam, misalnya, pasti ingin segera mengumandangkan azan di telinga bayi, sebelum anaknya sempat mendengar kata-kata lain. Untuk itu bayi harus dalam keadaan bersih dari beragam kotoran -- semacam ritual wudhu begitu. Simpul kata, upaya memandikan bayi yang baru dilahirkan ini telah menjadi tradisi. Kalau ingin mengadzankan bayi, sebaiknya bayi cukup dibersihkan seadanya, lalu barulah diadzankan oleh orangtuanya.
Bayi yang baru lahir sebenarnya tidak tepat kalau segera dimandikan, dengan air hangat sekalipun. Soalnya, ia belum bisa menyesuaikan diri dengan keadaan di luar kandungan ibunya. Kalau tiba-tiba tubuhnya basah oleh air, air (yang menjadi) dingin di tubuhnya akan mengambil panas dari tubuhnya. Akibatnya, suhu tubuhnya turun cepat.
Jika bayi yang baru lahir mengalami kehilangan suhu tubuh, darah yang mengalir membawa oksigen ke seluruh tubuh akan berkurang. Akibatnya, kulit, tangan, kaki, dan wajahnya tampak biru. Akibat kekurangan oksigen itu pula, sel-sel tubuh bayi dapat mengalami kerusakan, terutama sel-sel di daerah otak yang dikenal sangat sensitif. Bisa dibayangkan, apa yang terjadi pada bayi kelak, kalau sel-sel otaknya rusak.
Mestinya, segera setelah lahir, bayi yang basah oleh darah, lendir, mekonium, dan air ketuban cukup dikeringkan dengan menggunakan handuk kering yang halus dan bersih, agar bayi tidak kedinginan, sembari diberi sentuhan mirip pijatan halus. Supaya bayi tidak kehilangan suhu tubuh, jaga agar dia tetap hangat, misalnya dengan mendekapkan bayi di atas dada ibunya dan beri susu sebelum 30 menit pertama kelahiran.
Usahakan juga tidak menempatkan bayi di dekat atau di atas benda-benda dingin. Pada saat menimbang berat badan, sebaiknya bayi tetap dibungkus dengan kain kering. Untuk mendapatkan angka timbang objektif, kurangi beratnya dengan berat kain pembungkusnya. Hindari juga ruangan yang ada hembusan angin atau ber-AC.
Mandikan bayi minimal enam jam setelah lahir, atau sampai suhu tubuhnya stabil. Untuk bayi berat lahir rendah tentu perlakuannya harus lebih hati-hati. Sebagai orangtua si bayi kita diharapkan memahami penundaan mandi ini. Sebab, persalinan disebut sukses kalau ibu dan bayinya selamat, tak hanya pada saat persalinan, tetapi juga ke depan. Untuk itu, dampak salah perlakuan dalam persalinan harus diminimalkan. (yz)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar