Senin, 18 Maret 2013

Bukan Sekadar Makan Bagi Batita



Benar bahwa bagi anak batita (bawah tiga tahun) makan bukan hanya sekadar makan untuk pemenuhan kebutuhan pertumbuhannya, karena di usia ini mereka sama sekali tidak ambil pusing soal terpenuhi atau tidaknya gizi dalam makanannya sendiri.
Bagi mereka makan juga bermain, dan semua permainan itu bisa jadi seni tersendiri bagi ibu yang memberinya makan. Karena memang semua perilaku makan anak, malas tidaknya ia makan, semuanya dipengaruhi oleh sang ibu.
“Karena itulah interaksi ibu-anak merupakan faktor paling utama dalam menentukan perilaku makan anak. Sebab, interaksi itu merupakan proses timbal balik antara keduanya dan akan berlangsung terus-menerus sampai terbentuk perilaku makan yang baru,” jelas dr Indra Widjaja Himawan SpA.
Masalahnya, ada juga ibu yang terlalu takut anaknya kurang mendapatkan gizi yang cukup lantas tidak sabaran memberinya makan, lalu si ibu malah memaksa si anak bahkan mengomelinya. Tindakan yang menurut dokter Indra justru memancing reaksi penolakan lebih kuat dari batita sebab dianggap tidak menyenangkan.
Reaksi penolakan anak yang paling umum adalah dengan perilaku makan yang tidak sedap dipandang. Mulai dari mengemut makanannya, disemburkan, dimuntahkan, atau mulutnya ditutup rapat sampai perlu disuapi dan ditunggui ketika makan. Berikutnya jangan kaget kalau anak malah semakin malas makan. Ketika melihat piring pun, bisa-bisa si anak sudah kabur karena trauma.
“Walau begitu ibu harus betul-betul memahami bahwa perilaku makan anak adalah sesuatu yang dapat dibentuk dengan latihan dan kesabaran si ibu sendiri,” katanya. Hal lain yang penting dan amat berperan untuk menunjang hal tersebut adalah pemberian makanan yang tepat waktu dan tepat bentuk.
Tepat waktu, sejak dalam kandungan hingga dua tahun pertama usianya, si anak sudah memerlukan gizi yang cukup untuk pertumbuhan otaknya. ”Oleh karena itu, selama jangka waktu itu orang tua harus memberikan perhatian khusus kepada si anak,” katanya.
Tepat bentuk, organ pencernaan dan keterampilan makan bayi berkembang secara bertahap, dimulai dari air susu ibu (ASI), pendamping air susu ibu (PASI) sampai akhirnya bentuk makanan keluarga. (yz)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar