Senin, 18 Maret 2013

Agar Mata Bayi Tetap Berbinar



Jika mata bayi anda kelihatan kotor, tak usah khawatir. Asal tahu caranya, mata mungil bayi anda bisa “bersinar” lagi.
Mata adalah jendela untuk melihat dunia. Jadi sudah sepatutnya anda tidak mengabaikan kondisi mata si kecil. Tentu saja ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan.
Cari penyebabnya
Penyebab “redupnya” mata bayi bisa beragam. Untuk memastikannya, berkonsultasilah dengan dokter anak anda. Dengan demikian, tindakan yang dilakukan benar-benar tepat.
Siap-siap dulu sebelumnya
Tangan anda harus bersih. Ini untuk menjaga kuman-kuman yang “nakal” ikut-ikutan masuk ke mata mungilnya.
Gunakan kapas bulat yang lembut, sebab “serpihan” kapas tidak akan menempel di mata dan menimbulkan iritasi.
Celup kapas bulat dalam air hangat, agar tidak terjadi iritasi saat membersihkan mata.
Rajin-rajinlah membersihkan matanya, minimal berbarengan saat anda membersihkan tubuhnya di pagi dan sore hari.
Ganti kapas setiap kali membersihkan mata bayi, agar kotoran mata yang sudah terambil tidak mengenai matanya lagi. Tindakan ini juga mencegah kontaminasi kuman dari satu mata ke mata lainnya.
Penyebabnya
Sebelum berusia 48 jam. Biasanya akibat kontaminasi cairan ketuban atau darah seusai persalinan. Kotoran matanya akan berwarna kecokelatan, tapi tidak berbau.
Setelah usianya 48 jam. Ini karena infeksi. Umumnya, kotoran mata akan berwarna kuning kehijauan dan berbau. Infeksi bisa juga ditandai radang pada mata, berupa bengkak dan berwarna kemerahan.
Sumbatan pada saluran air mata . Terjadi karena ada sumbatan di saluran air mata, sehingga air mata menggenang dan debu yang beterbangan di udara lengket di mata. (yz/Ayahbunda)

Bayi Kurang Gizi Salah Ibu



Menentukan waktu yang tepat memberikan makanan tambahan untuk bayi perlu diperhitungkan. Sebab terlalu cepat memperkenalkan makanan Pendamping ASI (PASI) berakibat buruk pada bayi karena menurunkan konsumsi ASI-nya dan menganggu kerja organ pencernaannya sehingga ia bisa kena diare.
Sementara bila PASI diberikan terlambat juga akan menyebabkan anak kekurangan gizi bila terjadi dalam waktu panjang. Lantas kapan waktu paling tepat memberikan makanan tambahan pada bayi?
“Saat bayi berusia empat bulan ketika pencernaannya mulai kuat. Jangan sampai bayi kekurangan gizi karena terlalu lambat diperkenalkan dengan makanan pendamping ASI,” jawab dr Indra Widjaja Himawan SpA.
Dipilihkan waktu usia 4 bulan karena pada dasarnya cadangan vitamin dan mineral dalam tubuh bayi yang didapat dari ibu semasa dalam kandungan dan selama usia tiga bulan sejak lahir sudah mulai menurun.
Sedangkan bersamaan dengan pertambahan usianya, kandungan vitamin A dan C serta zat besi dalam ASI sudah menurun. Karena itu sejak usia empat bulan sudah perlu diberikan makanan tambahan yang mengandung vitamin dan mineral, selain tetap memberikan ASI.
Karena sifatnya hanya sebagai pendamping, maka makanan tambahan itu perannya tak boleh sampai menggantikan peran ASI. Bahkan kalau bisa, sampai usia bayi 2 tahun atau 24 bulan ia masih mendapatkan ASI dari ibunya. Mengingat tingginya kandungan zat gizi dalam ASI yang tak tergantikan dengan susu formula sekalipun.
“Seperti sudah sering saya katakan, susu sapi hanya untuk anak sapi, dan yang terbaik untuk bayi adalah ASI eksklusif dari ibunya,” tegas dr Indra. Dikatakan, baik susu formula ataupun sari buah sebagai makanan pendamping, keduanya harus diberikan dengan kekentalan sesuai aturan dan jumlahnya sesuai umur. Bila makanan PASI ini terlalu kental bayi akan cepat haus.
Sementara pemberian susu yang kekentalan terus-menerus dan berlebihan akan membuat bayi kegemukan yang berikutnya akan mendatangkan masalah baru yang lebih besar. Yang pasti, PASI sebaiknya tidak berikan mendekati waktu makan karena bisa menghilangkan selera makan bayi pada makanan utamanya, ASI. (cy)

Bayi Lahir Jangan Langsung Dimandikan



Sampai sekarang, kebiasaan langsung memandikan bayi yang baru lahir sepertinya tetap berlaku dan turun-temurun terjadi di dunia perbidanan Terlebih di kalangan dukun beranak atau dalam bahasa kerennya disebut the traditional birth attendant.
Memandikan bayi baru lahir seolah menjadi prosedur tetap, karena bayi dianggap kotor lantaran berlumuran darah, lendir, mekonium (kotoran bayi, berwarna hitam kental), dan air ketuban. Apalagi jika kulit bayi juga diselimuti lemak berwarna putih - vernix casiosa - yang tampak menjijikkan, sehingga harus dibersihkan dengan kapas yang telah diberi minyak asli dari kelapa.
Tuntutan serupa kadang juga datang dari pihak keluarga. Orangtua yang beragama Islam, misalnya, pasti ingin segera mengumandangkan azan di telinga bayi, sebelum anaknya sempat mendengar kata-kata lain. Untuk itu bayi harus dalam keadaan bersih dari beragam kotoran -- semacam ritual wudhu begitu. Simpul kata, upaya memandikan bayi yang baru dilahirkan ini telah menjadi tradisi. Kalau ingin mengadzankan bayi, sebaiknya bayi cukup dibersihkan seadanya, lalu barulah diadzankan oleh orangtuanya.
Bayi yang baru lahir sebenarnya tidak tepat kalau segera dimandikan, dengan air hangat sekalipun. Soalnya, ia belum bisa menyesuaikan diri dengan keadaan di luar kandungan ibunya. Kalau tiba-tiba tubuhnya basah oleh air, air (yang menjadi) dingin di tubuhnya akan mengambil panas dari tubuhnya. Akibatnya, suhu tubuhnya turun cepat.
Jika bayi yang baru lahir mengalami kehilangan suhu tubuh, darah yang mengalir membawa oksigen ke seluruh tubuh akan berkurang. Akibatnya, kulit, tangan, kaki, dan wajahnya tampak biru. Akibat kekurangan oksigen itu pula, sel-sel tubuh bayi dapat mengalami kerusakan, terutama sel-sel di daerah otak yang dikenal sangat sensitif. Bisa dibayangkan, apa yang terjadi pada bayi kelak, kalau sel-sel otaknya rusak.
Mestinya, segera setelah lahir, bayi yang basah oleh darah, lendir, mekonium, dan air ketuban cukup dikeringkan dengan menggunakan handuk kering yang halus dan bersih, agar bayi tidak kedinginan, sembari diberi sentuhan mirip pijatan halus. Supaya bayi tidak kehilangan suhu tubuh, jaga agar dia tetap hangat, misalnya dengan mendekapkan bayi di atas dada ibunya dan beri susu sebelum 30 menit pertama kelahiran.
Usahakan juga tidak menempatkan bayi di dekat atau di atas benda-benda dingin. Pada saat menimbang berat badan, sebaiknya bayi tetap dibungkus dengan kain kering. Untuk mendapatkan angka timbang objektif, kurangi beratnya dengan berat kain pembungkusnya. Hindari juga ruangan yang ada hembusan angin atau ber-AC.
Mandikan bayi minimal enam jam setelah lahir, atau sampai suhu tubuhnya stabil. Untuk bayi berat lahir rendah tentu perlakuannya harus lebih hati-hati. Sebagai orangtua si bayi kita diharapkan memahami penundaan mandi ini. Sebab, persalinan disebut sukses kalau ibu dan bayinya selamat, tak hanya pada saat persalinan, tetapi juga ke depan. Untuk itu, dampak salah perlakuan dalam persalinan harus diminimalkan. (yz)

Bukan Sekadar Makan Bagi Batita



Benar bahwa bagi anak batita (bawah tiga tahun) makan bukan hanya sekadar makan untuk pemenuhan kebutuhan pertumbuhannya, karena di usia ini mereka sama sekali tidak ambil pusing soal terpenuhi atau tidaknya gizi dalam makanannya sendiri.
Bagi mereka makan juga bermain, dan semua permainan itu bisa jadi seni tersendiri bagi ibu yang memberinya makan. Karena memang semua perilaku makan anak, malas tidaknya ia makan, semuanya dipengaruhi oleh sang ibu.
“Karena itulah interaksi ibu-anak merupakan faktor paling utama dalam menentukan perilaku makan anak. Sebab, interaksi itu merupakan proses timbal balik antara keduanya dan akan berlangsung terus-menerus sampai terbentuk perilaku makan yang baru,” jelas dr Indra Widjaja Himawan SpA.
Masalahnya, ada juga ibu yang terlalu takut anaknya kurang mendapatkan gizi yang cukup lantas tidak sabaran memberinya makan, lalu si ibu malah memaksa si anak bahkan mengomelinya. Tindakan yang menurut dokter Indra justru memancing reaksi penolakan lebih kuat dari batita sebab dianggap tidak menyenangkan.
Reaksi penolakan anak yang paling umum adalah dengan perilaku makan yang tidak sedap dipandang. Mulai dari mengemut makanannya, disemburkan, dimuntahkan, atau mulutnya ditutup rapat sampai perlu disuapi dan ditunggui ketika makan. Berikutnya jangan kaget kalau anak malah semakin malas makan. Ketika melihat piring pun, bisa-bisa si anak sudah kabur karena trauma.
“Walau begitu ibu harus betul-betul memahami bahwa perilaku makan anak adalah sesuatu yang dapat dibentuk dengan latihan dan kesabaran si ibu sendiri,” katanya. Hal lain yang penting dan amat berperan untuk menunjang hal tersebut adalah pemberian makanan yang tepat waktu dan tepat bentuk.
Tepat waktu, sejak dalam kandungan hingga dua tahun pertama usianya, si anak sudah memerlukan gizi yang cukup untuk pertumbuhan otaknya. ”Oleh karena itu, selama jangka waktu itu orang tua harus memberikan perhatian khusus kepada si anak,” katanya.
Tepat bentuk, organ pencernaan dan keterampilan makan bayi berkembang secara bertahap, dimulai dari air susu ibu (ASI), pendamping air susu ibu (PASI) sampai akhirnya bentuk makanan keluarga. (yz)

Coklat Ancam Gigi Anak-Anak



Anak-Anak pada umumnya menyukai dan mencari permen coklat. Kendati orangtua sudah menyembunyikan, namun mereka akan terus 'berjuang' untuk memperolehnya, terutama ketika merayakan pesta istimewa, misalnya ulang tahun, Paska, Natal dan Idul Fitri.
Sepekan sebelum hari-hari besar keagamaan, banyak toko dan pasar swalayan menjual aneka permen coklat. Di Eropa dan Amerika kalau orangtua mengajukan pertanyaan seputar makna perayaan Paska dan Natal, anak-anak akan menjawab permen coklat.
Banyak orangtua menyadari bahwa permen coklat berdampak buruk bagi kesehatan gigi, dan berupaya keras untuk membatasi konsumsi coklat pada anak-anak. Bagaimana cara membujuk anak untuk bersedia mengkonsumsi makanan yang sehat?
Risiko terbesar yang perlu mendapat perhatian orangtua, yakni kerusakan gigi pada anak. Untuk itu, berapa banyak dan berapa kali dalam sehari anak makan permen harus diperhatikan. Orangtua perlu menjelaskan kepada anak manfaat menjaga kesehatan gigi.
Orangtua juga dapat membatasi anak agar tidak terlalu banyak makan coklat, kalau perlu beri batasan waktunya, misalnya satu kali dalam satu pekan, atau setiap perayaan pada hari-hari istimewa. Biasakan anak menggosok gigi sebelum tidur malam, terlebih setelah mereka makan permen atau coklat, untuk menghilangkan kadar gula yang melekat pada gigi. (yz)

Dosis Tinggi Hindari Gemuk



Konsumsi KB pil atau kontrasepsi oral bersamaan dengan obat-obatan tertentu diyakini dapat mengurangi khasiat pil. Bahkan pada kasus tertentu mengakibatkan perdarahan dan kemungkinan hamil justru semakin besar. Demikian penelitian penulisan J Archer dan D Archer lewat "Oral Contraseptive Efficacy and Antibiotic Interaction: A Myth Debunked (2002)".
Obat-obatan yang dapat mengurangi khasiat pil KB ini diantaranya mengandung rifampicin, barbiturates, phenytoin serta carbamazepine. Perlu diwaspadai juga obat-obatan antibiotik semacam ampicillin dan doxycycline.
National Survey of Family Growth (NSFG) Perancis pada 1992 melakukan survei pada perempuan berusia 15-19 tahun. Hasilnya, sekitar 20-25 persen pengguna pil KB banyak yang berhenti di tahun-tahun pertama.
Alasannya, selain pertambahan berat badan yang drastis, juga keluhan jerawat yang tidak karuan. Sisanya, ada yang berhenti karena alasan ketakutan akan kanker jika pil dikonsumsi dalam jangka yang panjang.
Hasil studi yang dilakukan para ilmuwan Hungaria justru sebaliknya. Perempuan yang mengonsumsi pil KB dalam dosis tinggi justru tidak menampakkan penambahan berat badan dibandingkan perempuan yang mengonsumsi pil KB dalam dosis kecil.
Kelompok pembanding pertama mengonsumsi 50 mg levonorgestrel selama 10 hari berturut-turut dan dilanjutkan dengan 125 mg levonorgestrel selama 11 hari berikutnya. Kelompok kedua mengonsumsi 250 mg levonorgestrel selama 21 hari berturut-turut. Hasilnya, peningkatan berat badan justru dialami kelompok yang mengonsumsi pil KB dosis kecil. (cy)

Gumoh Ganggu Pertumbuhan Si Kecil



Gumoh paling sering ditemukan pada bayi. Gumoh yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang akan mengganggu pertumbuhan bayi.
Sekitar 70 persen bayi berumur di bawah 4 bulan mengalami gumoh minimal 1 kali setiap harinya, dan kejadian tersebut menurun sesuai dengan bertambahnya usia hingga 8-10 persen pada umur 9-12 bulan dan 5 persen pada umur 18 bulan.
"Gumoh pada bayi bisa dianggap normal selama tidak mengganggu pertumbuhan," kata Dr Ferry, Sp.A. Gumoh atau regurgitasi terjadi karena beberapa sebab. Pertama, klep penutup lambung belum sempurna. Dari mulut, makanan atau susu masuk ke saluran pencernaan atas atau kerongkongan (esofagus), kemudian masuk ke lambung.
Di antara esofagus dan lambung terdapat klep penutup lambung. Pada bayi, klep ini biasanya belum sempurna, sehingga kalau minum ada sebagian susu yang kembali ke atas dan keluar dalam bentuk gumoh. Kalau keluar dalam bentuk gumoh, tidak apa-apa. Yang berbahaya adalah jika ditahan dan masuk ke paru, karena sudah mengandung asam lambung, sehingga bisa menimbulkan infeksi.
Dari lambung ke usus juga terdapat klep. Pada beberapa anak, biasanya klep terlalu pekat atau kental, sehingga susah terbuka. Ini akan kelihatan pada saat anak makan makanan padat, lalu muntah. Ini karena makanan yang padat tadi tidak bisa lewat.
Namun, seiring bertambahnya usia, muntah pada anak karena klep yang belum sempurna ini biasanya akan hilang. Meski begitu, anak harus tetap dilatih agar klep-nya gampang terbuka. Caranya dengan memberikan makanan sedikit demi sedikit.
Penyebab kedua gumoh adalah karena bayi suka menggeliat. Sehabis minum, biasanya si kecil akan langsung ditaruh di tempat tidur kemudian menggeliat. Ini akan membuat tekanan di dalam perutnya tinggi, sehingga keluar dalam bentuk muntah atau gumoh.
Peristiwa ini juga masih normal, sepanjang jumlah cairan yang masuk dan keluar seimbang. Muntah atau gumoh sekali atau dua kali sehari masih wajar, sampai anak berusia sekitar setahun. Tetapi kalau setiap kali makan ia muntah, berarti memang ada kelainan.
Buat Bersendawa
Untuk mengurangi gumoh, biasanya bayi dibuat bersendawa. Caranya, bayi digendong dalam posisi berdiri, kemudian tepuk-tepuk bagian punggung atasnya. Sebaiknya jangan langsung memberi minum banyak-banyak. Minum sedikit-sedikit, disendawakan, lalu minum lagi. Jadi, udara tak sampai paling bawah.
Cara lain yang perlu diupayakan bila mendapatkan bayi gumoh adalah menghilangkan gejala klinis yang dapat memberikan efek negatif, baik terhadap kesehatan maupun kualitas hidup bayi. Berbagai upaya dapat diberikan kepada orangtua dan bayi untuk mencegah keadaan yang berlanjut. Menghilangkan kecemasan orangtua merupakan langkah awal yang penting. Orangtua harus diyakinkan bahwa gumoh yang terjadi pada bayi merupakan hal yang normal.
Yang Harus Dilakukan
Jangan mengangkat anak saat gumoh atau muntah. Seringkali karena takut atau khawatir, para ibu kemudian mengangkat anak dari posisi tidurnya dengan maksud menghentikan gumoh atau muntah-muntah. Ini malah berbahaya, karena muntah atau gumoh bisa turun lagi, masuk ke paru dan akhirnya malah mengganggu paru. Bisa radang paru. Sebaiknya, miringkan atau tengkurapkan anak. Biarkan saja ia muntah sampai tuntas jangan ditahan.
Tak perlu cemas jika anak muntah lewat hidung. Lebih baik keluar dari hidung daripada dihirup masuk ke paru yang mengakibatkan infeksi. Beri minum sedikit demi sedikit, tapi sering. Selalu usahakan cairan yang masuk lebih banyak dibandingkan cairan yang keluar supaya tidak terjadi dehidrasi.
Selama muntahnya biasa, tidak menyemprot, tak usah khawatir. Baru jika anak tetap muntah dan muntahnya menyemprot, jumlah cairan yang dimuntahkan lebih banyak daripada yang masuk, segera konsultasi ke dokter.
Hati-hati memberi obat antimuntah tanpa pengawasan dokter karena ada efek sampingnya. Untuk mengurangi gumoh, biasanya bayi dibuat bersendawa. Caranya, bayi digendong dalam posisi berdiri, kemudian tepuk-tepuk bagian punggung atasnya. (cy, sumber: Ibu Anak)

Kapan Balita Siap Masuk Sekolah?



Tidak ada keharusan bagi setiap orangtua untuk menyekolahkan balitanya pada usia tertentu. Sebab, selama usianya masih di bawah enam tahun, tak ada peraturan pemerintah yang memberlakukan wajib belajar. Karena itu, pada usia prasekolah ini, pilihan memasukkan anak atau pada taman bermain (play group atau pre-school), benar-benar merupakan pilihan terbuka.
Pada umumnya, orangtua memutuskan memasuki lembaga prasekolah karena ingin anak mereka bisa bersosialisasi sambil bermain dan belajar. Namun, bila hal ini dapat dilakukan di rumah, boleh-boleh saja orangtua menyiapkan sendiri anaknya untuk memasuki dunia pendidikan dasar.
Sebelum memasuki dunia sekolah, ada baiknya buah hati anda diberi latihan-latihan sederhana yang dapat membantu bila tiba saatnya nanti ia bersekolah.
Latihan bersosialisasi
Bisa dilakukan dengan mengundang teman-teman sebaya anak ke rumah. Karena itu, sediakan sarana dan prasarana yang mendukung, semisal kertas dan alat tulis untuk menggambar, mainan, serta camilan yang disukai anak-anak.
Latihan berbagi
Ajari anak untuk menawarkan makanan seperti biskuit, kue, atau penganan lain, ketika teman-teman sebayanya datang untuk bermain. Namun, bila ia belum mau melakukannya, jangan langsung dimarahi, tapi berikan contoh terus-menerus sehingga ia mengerti bahwa perilaku ini merupakan perilaku yang baik. Jika anak sudah mau berbagi, jangan lupa berikan pujian.
Latihan kemandirian
Melepas anak ke dunia sekolah akan lebih mudah bila anak anda terlatih mandiri. Maka itu, ajarilah anak mengenakan pakaian dan sepatunya sendiri. Latih juga agar ia terbiasa membereskan mainan dan isi tasnya sendiri, walaupun sebaiknya dilakukan dengan berangsur-angsur. Demikian pula halnya dengan cuci tangan dan toilet training. Kata kuncinya adalah, sabarlah sampai balita anda bisa melakukannya dengan baik.
Latihan kemampuan berkomunikasi
Biasakan agar anak mengutarakan isi hati dan pikirannya secara verbal. Dengan demikian, ia berusaha selalu mengatakan segala sesuatu dengan jelas, hal yang akan membuatnya mudah berkomunikasi dengan orang lain.
Biasakan mengikuti jadwal rutin
Buatlah jadwal rutinitas sehari-hari yang teratur. Misalnya, bangun pukul 6 pagi, sarapan 30 menit sesudahnya, bermain pukul 8, dan tidur siang dan tidur malam yang selalu diusahakan tepat waktu. Hal ini bertujuan agar anak terbiasa dengan jadwal, sesuatu yang akan diterimanya nanti ketika ia bersekolah. (cy/Infobunda)

Kebutuhan tidur untuk Usia 2-12 bulan



Jumlah tidur yang dibutuhkan bayi usia 2 sampai 12 bulan adalah 14 hingga 15 jam perhari
Sifat tidur:
Jumlah tidur malam bertambah dan pola tidurnya mulai terlihat. Tidur siang yang awalnya berjumlah 3-4 kali berubah menjadi 1-2 kali di akhir tahun pertama
Hal-hal penting yang berhubungan dengan kemampuan tidur adalah, menciptakan jadwal tidur yang teratur secara rutin dan belajar untuk menenangkan diri sendiri
Tips untuk bayi :
Ciptakan jadwal tidur harian bayi secara rutin
Ciptakan rutinitas tidur yang konsisten, namun menyenangkan
Tetapkan lingkungan tidur bersahabat
Doronglah bayi anda untuk tertidur secara mandiri dan dapat menerangkan diri sendiri. (yz/Idai)

Kebutuhan Tidur Anak Usia 3-5 Tahun



Jumlah tidur yang dibutuhkan anak usia 3 sampai 5 tahun adalah 11 hingga 13 jam perhari.
Sifat tidur:
Tidur siang biasanya tidak ditemukan lagi pada akhir tahun kelima
Mungkin dapat timbul ketakutan di malam hari
Hal-hal penting yang berhubungan dengan kemampuan tidur:
Konsisten terhadap waktu bangun dan tidur serta rutinitas saat tidur
Tips untuk anak usia prasekolah:
Pertahankan suatu jadwal tidur yang teratur dan konsisten
Lanjutkan rutinitas waktu tidur setiap malam
Anak harus berbeda di dalam lingkungan tidur setiap malam. Ruangan tersebut harus sejuk, hening dan gelap, tanpa televisi.
Perhatikan adanya kesulitan bernapas, terjaga di malam hari, masalah tidur kronis, dan masalah perilaku. (yz/Idai)

Kebutuhan tidur untuk Usia 5-12 tahun


Jumlah tidur yang dibutuhkan anak usia 5 sampai 12 tahun adalah 10 hingga 11 jam perhari.
Sifat tidur:
Semakin meningkatnya kegiatan anak dapat mengakibatkan berkurangnya tidur
Pengaruh televisi, komputer, kafein, dan keadaan medis dapat mengganggu tidur.
Hal-hal penting yang berhubungan dengan kemampuan tidur:
Tetapkan kebiasaan tidur dan kesehatan
Waspadai adanya masalah tidur yang persisten dan keadaan mengantuk di siang hari.
Tips untuk anak usia sekolah:
Perkenalkan kebiasaan tidur yang sehat, pencegahan penyakit dan promosi kesehatan
Lanjutkan penekanan perlunya jadwal tidur yang teratur dan konsisten
Ruang tidur anak haruslah menunjang tidurnya: sejuk, hening dan gelap, tanpa televisi dan komputer
Tetapkan waktu, hindari kafein
Perhatikan adanya kesulitan tidur kronis, mendengkur yang keras, kesulitan bernapas, terjaga di malam hari, dan seringnya mengantuk di pagi hari. (yz/Idai)

Kebutuhan Tidur Bayi Usia 2 bulan



Jumlah tidur yang dibutuhkan oleh bayi pada usia 0 hingga 2 bulan adalah 10,5 sampai 18 jam perhari.
Sifat tidur
Pola tidur yang tak teratur (hingga usia 6-8 minggu) yang berhubungan dengan rasa lapar. Periode tidur bayi adalah multipel pada siang dan malam hari. Tidurnya pun bersifat aktif seperti tersenyum, menghisap, pergerakan badan.
Berikut hal-hal penting yang berhubungan dengan kemampuan tidur:
Tidur dengan punggungnya untuk mencegah SIDS
Fasilitas tidur malam
Buatlah lingkungan tidur yang positif dan aman
Kenalilah tanda-tanda saat bayi mengantuk.
Tips untuk neonatus:
Perhatikan pola tidur bayi dan kenali tanda-tanda bila bayi mengantuk. Letakkan bayi di tempat tidurnya saat mengantuk, bukan pada saat dia tertidur. Tidurkan bayi dengan punggung terletak di tempat tidur (terlentang), wajah dan kepala bebas dari selimut atau barang-barang halus lainnya. Tempat tidur harus sudah teruji keamanannya. Lalu, berilah ruang tidur yang hening dan gelap dengan temperatur yang nyaman. (cy)

Kehamilan, Momen Memperkuat Hubungan



Masa kehamilan bisa dijadikan momen baik untuk memperkuat dan mempererat jalinan hubungan dengan suami.
Kehamilan merupakan peristiwa yang membahagiakan suami-istri yang menginginkan. Kehadiran anak merupakan keputusan bersama yang dipertimbangkan secara matang baik oleh calon ibu maupun ayah. Namun kehamilan memunculkan perubahan.
Di awal kehamilan, misalnya, calon ibu mengalami perubahan fisik dan juga emosi. Tak heran bila tiba-tiba ibu hamil merasa sangat senang, namun dalam sekejap merasa kesal sehingga ingin menangis. Tak jarang pula, calon ibu dilanda perasaan kehilangan selera makan, mual, atau tak nyenyak tidur.
Perubahan-perubahan yang terjadi ini kerap kali menimbulkan berbagai masalah, baik bagi calon ibu maupun ayah sehingga tak jarang menimbulkan perselisihan, perbedaan persepsi, kesalahpahaman yang bisa merenggangkan relasi suami-istri. Padahal, kehamilan yang merupakan peristiwa bahagia ini seharusnya menjadi momen asyik untuk memperkuat hubungan suami dan istri.
Utarakan perasaan berdua
Untuk mengatasi berbagai perubahan selama kehamilan, ada baiknya calon ibu dan ayah berbagi perasaan. Anda berdua tak perlu malu atau segan mengungkapkan perasaan cemas, khawatir, maupun rasa takut yang menghantui masing-masing. Keterbukaan dan juga komunikasi yang baik memudahkan anda berdua mengatasi kegalauan dan kesalahpahaman yang mungkin terjadi.
Selama menjalani kehamilan, sedapat mungkin anda berdua berusaha berpikir dan bersikap positif. Kecemasan, ketidakenakan anda atau pasangan, bisa anda utarakan pada orangtua, kerabat dekat maupun sahabat. Dengan demikian anda dan pasangan tak terus menerus merasa tertekan karena rasa cemas dan khawatir yang menumpuk sehingga bisa menjadi pemicu kesalahpahaman anda dan pasangan.
Namun sebelum curhat pada pihak lain, ada baiknya anda dan pasangan ingat bahwa berbagi dan terbuka pada pasangan merupakan cara paling efektif untuk mengurangi ketegangan sebelum anda dan pasangan mencurahkan unek-unek pada orang lain.
Kemesraan berdua jangan dilupakan
Adakalanya pasangan suami istri ‘melupakan’ sementara waktu kegiatan bercinta selama hamil. Alasannya bermacam-macam. Dari perasaan calon ibu yang merasa tubuhnya tak lagi seindah sebelum hamil, hingga perasaan calon ayah yang takut kehamilan istrinya terganggu karena aktivitas bercinta Padahal tak seharusnya kehamilan ini menjadi hambatan bagi suami dan istri untuk melakukan kegiatan menyenangkan ini.
Biasanya, saat kehamilan masuk bulan kelima, emosi ibu hamil mulai stabil. Calon ibu mulai merasa nyaman dengan perubahan fisiknya. Meski sesekali masih saja sensitif, namun suasana hati lebih stabil sehingga tidak lagi marah-marah atau tiba-tiba ingin menangis tanpa alasan jelas.
Inilah momen pas bagi anda dan pasangan untuk semakin memupuk dan mempererat hubungan berdua. Tak ada salahnya anda berdua memenuhi hasrat bercinta. Namun hendaknya, suami melakukannya dengan lembut, sabar dan mengerti keadaan istri saat ini. Tak ada salahnya pula bila istri yang tengah hamil mengingatkan suami agar jangan menindih perut maupun dadanya.
Selain bercinta, anda berdua dapat melakukan berbagai kegiatan romantis lain. Misalnya saja suami dengan ikhlas dan senang memijat lembut atau pun mengusap-usap beberapa bagian tubuh istrinya yang tengah hamil secara perlahan-lahan hingga rasa penat istri berkurang. (cy/Ayahbunda)

Keuntungan ASI Bagi Ibu dan Bayi



ASI adalah makanan alamiah untuk bayi anda. ASI mengandung nutrisi-nutrisi dasar dan elemen, dengan jumlah yang sesuai, untuk pertumbuhan bayi yang sehat. Memberikan ASI kepada bayi anda bukan saja memberikan kebaikan bagi bayi tapi juga keuntungan untuk ibu.
Keuntungan untuk bayi
Pertama, ASI adalah makanan alamiah yang disediakan untuk bayi anda. Dengan komposisi nutrisi yang sesuai untuk perkembangan bayi sehat. Kedua, ASI mudah dicerna oleh bayi dan jarang menyebabkan konstipasi. Ketiga, nutrisi yang terkandung pada ASI sangat mudah diserap oleh bayi. Keempat, ASI kaya akan antibody(zat kekebalan tubuh) yang membantu tubuh bayi untuk melawan infeksi dan penyakit lainnya.
Kelima, ASI dapat mencegah karies karena mengandung mineral selenium. Keenam, dari suatu penelitian di Denmark menemukan bahwa bayi yang diberikan ASI sampai lebih dari 9 bulan akan menjadi dewasa yang lebih cerdas. Hal ini diduga karena Asi mengandung DHA/AA. Ketujuh, bayi yang diberikan ASI eksklusif samapi 4 bln akan menurunkan resiko sakit jantung bila mereka dewasa.
Kedelapan, ASI juga menurunkan resiko diare, infeksi saluran nafas bagian bawah, infeksi saluran kencing, dan juga menurunkan resiko kematian bayi mendadak. Kesembilan, memberikan ASI juga membina ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi.
Keuntungan untuk ibu
Pertama, memberikan ASI segera setelah melahirkan akan meningkatkan kontraksi rahim, yang berarti mengurangi resiko perdarahan. Kedua, memberikan ASI juga membantu memperkecil ukuran rahim ke ukuran sebelum hamil. Ketiga, menyusui (ASI) membakar kalori sehingga membantu penurunan berat badan lebih cepat. Keempat, beberapa ahli menyatakan bahwa terjadinya kanker payudara pada perempuan menyusui tercatat paling sangat rendah.
Maka dari itulah, karena begitu besar manfaat dari ASI, maka WHO dan UNICEF menganjurkan agar para ibu memberikan ASI EKSKLUSIF yaitu hanya memberikan ASI saja tanpa makanan pendamping hingga bayi berusia 6 bulan.
Begitu banyak keuntungan yang diberikan Air Susu Ibu baik untuk ibu maupun bayi. Berikanlah Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi anda sebagai hadiah terindah dalam menyambut kelahirannya, demikian yang dikutip sumber Info ibu. (yz)

Kiat Ajarkan Anak Memilih Jajanan Sehat



Ada baiknya mengajarkan bahayanya bahan berbahaya dalam jajanan kepada anak. Tentunya dengan bahasa yang mereka mengerti, supaya mereka dapat berpikir dulu sebelum membeli.
Dampingi anak saat menonton acara TV, berikan pengertian pada anak bahwa apa yang diiklankan TV tidak selalu bermanfaat sehingga tidak perlu semuanya dibeli atau dicoba.
Biasakan anak sarapan di rumah sebelum berangkat sekolah. Usahakan untuk selalu membekalinya dengan jajanan buatan sendiri yang lezat, bergizi dan bervariasi.
Biasakan makan bersama anak di meja makan dan masak bersama di dapur. Ini menciptakan suasana akrab dan menyenangkan anak. Anak mengenal bahan makanan dan belajar mengolah makanan yang sehat.
Ajarkan anak untuk memilih jajanan di lingkungan yang bersih, jauh dari tempat sampah, got atau kotoran (debu, asap kendaraan bermotor, dsb). Makanan yang dijual pun sebaiknya dalam keadaan tertutup, bersih dan tidak kotor (bekas dipegang-pegang orang).
Ajarkan anak untuk menghindari jajanan yang manis dan berwarna mencorong (es sirup, kue-kue, dsb) karena kemungkinan besar mengandung pemanis, pewarna dan pengawet buatan.
Orangtua juga harus memberi contoh untuk selalu memilih jajanan yang sehat, baik saat pergi keluar bersama anak maupun saat membawa jajanan sepulang kerja.
Kurangi frekwensi jajan anak dalam sehari atau seminggu jika memungkinkan. Ajarkan anak untuk menabung uang sisa jajanannya dalam celengan. (yz)

Kiat Atasi Kegemukan Anak



Masalah kegemukan pada anak merupakan masalah yang tak bisa dianggap remeh. Kegemukan bisa berpengaruh buruk pada kondisi kesehatan anak. Berikut ini ada beberapa kiat untuk mencegah atau mengatasi Kegemukan pada anak:
Ubahlah Gaya Hidup Kita Sendiri
Sebagai orang tua kita harus menjadi contoh yang baik dalam penerapan cara hidup dan makan yang sehat.
Sediakan Waktu Untuk Exercise (aktivitas)
Temukan aktivitas yang disukai dan menarik untuk anak anda dan dapat membakar kalori sepeti: berlari, berenang, naik sepeda, berjalan (jogging). Lakukan ini secara rutin.
Pilihlah Makanan Yang Sehat
Kurangi makanan “fastfood or junk food” yang hanya mengandung tinggi lemak dan garam. Kurangi konsumsi gula. Berikan anak 3 kali makan dengan porsi kecil dan 3 kali makanan kecil (snack) dengan porsi kecil, sehingga anak tidak merasa lapar. Berikan banyak minum air putih juga juice seperti orange juice yang mengandung vit.C juga serat, juga berikan banyak makan buah dan sayuran. Pilihlah snack yang rendah lemak.
Ubahlah Kebiasaan Makan Keluarga
Berikan makan pada anak hanya bila anak anda lapar dan bukan karena sekedar ingin makan sesuatu. Bila anak anda baru saja makan dan ingin untuk makan lagi cobalah untuk mengalihkan aktivitasnya atau memberikan sesuatu yang lain, karena anda tahu anak anda tidak benar-benar lapar. Jangan pernah makan atau ngemil selama nonton TV.
Berikan Dukungan Anda
Sangat penting untuk seluruh keluarga merubah cara hidup untuk menolong anak anda. Jangan menyimpan makanan junk food, minuman soda yang kaya akan gula, makanan tinggi lemak (potato chip dll) dirumah anda. Siapkan menu makanan yang rendah lemak dan sehat untuk seluruh keluarga. Ikuti kegiatan exercise.
Berikan Pujian Atau Perhatian Bila Anak Sudah Melakukan Sesuatu Yang Baik. Hadiah dan pujian dapat memotivasi anak untuk tetap berdiet. Contohnya bila anak anda dalam 1 minggu berinisiatif untuk minum air putih ketimbang soda maka pujilah anak anda, berikan hadiah mainan atau aktivitas kesenangannya, tapi jangan berikan makanan sebagai hadiah.
Periksakan Ke Dokter
Periksakanlah anak anda ke dokter anak untuk pengawasan diet juga mengecek berat badanya setiap 2-4 minggu sekali. Hindari menimbang berat badan anak setiap waktu dirumah karena dapat menimbulkan stress pada anak anda.
Sebagai orang tua kita harus melakukan peranan kita untuk menolong anak kita, yang hanya tindakan sederhana tapi memberikan perubahan yang tetap terhadap cara hidup, kebiasaan olahraga dan makan pada anak nantinya. Yang semuanya ini sangat bermanfaat bagi kesehatan anak anda di masa datang. (yz)

Mainan Edukatif Dukung Tumbuh Kembang Anak



Dunia anak-anak sangat lekat dengan mainan dan hiburan. Biasanya para orangtua berusaha melakukan apa saja demi kebahagiaan buah hatinya, salah satunya memberikan mainan untuk anak.
Meski bertujuan untuk membahagiakan anak, orangtua juga harus memahami dan menyeimbangkan antara kebutuhan dan apa yang diinginkan anak, karena tak semua keinginan baik untuk perkembangan fisik maupun psikis anak.
Dalam perkembangan yang terjadi saat ini, sebagian orangtua mulai sadar bagaimana seharusnya memilih mainan yang baik untuk anak.
Untuk memenuhi kebutuhan anak sekaligus keinginan orangtua mencerdaskan putra putrinya, Rita Indriana, pemilik pusat mainan edukatif dari kayu Anak Bangsa Cerdas (ABC) Toys, 4 tahun yang lalu memulai kegiatan produksi mainan anak edukatif.
Apalagi, mainan edukatif sangat mendukung tumbuh kembang anak. Dikemukakan Rita, awalnya usahanya baru sebatas memroduksi mainan puzzle, tetapi seterusnya berkembang ke mainan kayu dan edukatif lainnya.
Permainan anak edukatif diperlukan karena menurutnya sangat berguna untuk pengembangan motorik halus dan kasar anak, pengembangan imajinasi anak, fantasi anak, kreativitas dan keterampilan anak.
Perhatiannya pada anak tak sekedar main-main. Dalam memproduksi mainan anak, Rita dibantu 4 anak tuna grahita yang membantunya sepulang sekolah hingga pukul 16.00 WIB.
Pekerjaan yang dilakukan mereka di antaranya menggergaji kayu dan bagian pengamplasan. Sementara, pekerja lainnya bertugas mengukur dan mendesain mainan. Ibu-ibu sekitar tempat usahanya yang berada di Gedongkiwo Mantrijeron Yogyakarta pun tak ketinggalan ikut dilibatkan dalam proses pengamplasan.
"Disain 90 persen kami tangani sendiri, selebihnya dikembangkan dari permintaan orang tua dan guru," ujarnya. Dijelaskannya, konsumen mainan produksinya terdiri dari perorangan, kelompok bermain, sekolah-sekolah, LSM dan lembaga lainnya yang memiliki perhatian khusus pada anak.
Mainan produksinya saat ini sudah dijual ke luar daerah Yogya, antaralain Makassar, Pontianak, Medan, dll. "Mainan edukatif kami juga pernah dimanfaatkan untuk menghibur anak-anak Aceh pasca tsunami dan anak-anak korban gempa di Bantul," katanya.
Tak hanya itu, Taman Pintar Yogyakarta pun tak ragu memesan mainan peluncur bola setinggi 4 meter yang digunakan sebagai alat permainan edukatif yang diperuntukkan bagi pengunjung Taman Pintar. "Mainan yang kami buat aman untuk anak, tumpul, dengan warna-warna cerah," ujarnya.
Diungkapkannya lebih lanjut, selain mainan kayu, mainan edukatif lain yang dijualnya yakni pasta ajaib non toxic yang tidak dijual di toko mainan anak lainnya. "Kami harap mainan produksi ABC Toys dapat memberikan manfaat dalam menjaga perkembangan psikis anak," pungkasnya. (yz, sumber: BKKBN)

Melatih Keterampilan Motorik Anak



Menurut psikolog perkembangan dari Universitas Indonesia, dra Mayke S Tedjasaputra, MSi, kematangan atau kesiapan seorang anak melakukan gerakan tertentu membutuhkan kematangan dari seluruh syaraf dan otot-otot. Agar anak bisa memiliki keterampilan yang baik, diperlukan latihan motorik kasar dan halus. Latihan ini disesuaikan dengan perkembangan usia anak.
Motorik kasar pada dasarnya merupakan gerakan-gerakan tubuh yang melibatkan otot kasar. Sebaliknya, motorik halus adalah gerakan tubuh yang membutuhkan otot-otot halus. Motorik kasar bisa berupa tengkurap sampai duduk, lalu berdiri, berjalan, berlari, melompat, memanjat. Pada anak balita dan batita, motorik kasar ini mencakup kegiatan bermain di luar ruangan. Meski tidak tertutup kemungkinan melakukannya di dalam ruangan.
Seperti bermain sepeda roda tiga, main koprol, perosotan, ayunan. Mayke menjelaskan, semua ini perlu sendiri dilatihkan pada anak. Ini bisa menjadi dasar bagi mereka untuk bersosialisasi. Anak akan lebih mudah bermain dengan teman-temannya, diajak main apapun, bisa. Sedangkan motorik halus, lebih melibatkan aktivitas jari jemari.
Mayke menjelaskan, motorik halus ini nantinya akan dibutuhkan dari segi akademis. Seperti untuk menulis, menggambar hingga menarik garis. Sayangnya, motorik halus ini seringkali terlupakan oleh orang tua. ''Seharusnya, pada waktu batita, anak-anak banyak melakukan aktivitas melalui bermain sehingga motorik halusnya terlatih,'' katanya. Namun, yang perlu diingat, latihan yang diberikan tentunya tidak terlalu berlebihan.

Seperti mengajarkan menulis bentuk huruf atau angka, sementara gerakan jari kemarinya masih kaku. Menurut Mayke, hal tersebut akan sangat sulit untuk anak batita. Ia lebih menyarankan konsep yang sangat dasar. Seperti menarik garis. Lebih jauh dijelaskan, motorik halus sudah bisa mulai sejak anak berusia empat bulan. Ini ditandai dengan kemampuan anak menggenggam benda. Meski mula-mula tanpa bertenaga, lama-lama akan bertenaga.
Selanjutnya adalah memindahkan memindahkan benda dari tangan yang satu ke tangan yang lain. ''Sebelum usia satu tahun, anak sudah bisa meraba dan meraih,'' jelas Mayke. Sebagai persiapan motorik halus, mereka sudah mulai bisa melakukan gerakan seperti menjumput atau memegang benda dengan telunjuk dan ibu jari. Ini menjelang usia dua tahun. ''Bisa dirapikan dengan latihan memasukkan pena pada tutupnya,'' tambah dia.
Yang demikian ini merupakan latihan motorik halus, karena membutuhkan ketepatan menempatkan pena. Anak usia satu tahunan juga biasanya mulai senang mencoret-coret. itu juga mereka belum bisa memegang pensil dengan sempurna, hanya menggenggam. Hal tersebut tidak menjadi masalah. Tapi ada baiknya juga dilakukan latihan. Hanya saja ia menyarankan agar latihan dilakukan harus dengan terlebih dahulu melihat kesiapan anak. ''Jika otot dan syaraf belum matang tapi dipaksa dilatih, tidak akan berhasil juga. Anak bisa frustasi, gitu juga orangtuanya,'' katanya.
Fase selanjutnya setelah anak mulai bisa memegang pena dengan benar. Tapi pada usia dua tahunan, lanjut Mayke, anak baru bisa menggambar benang kusut. Baru apda usia tiga tahunan, ia sudah bisa membentuk garis lurus, dari atas ke bawah, kiri ke kanan, dan sebaliknya. Hingga kemudian ia bisa membuat gambar segi tiga dan segi empat.
Yang sempurna dan tidak
Idealnya, anak mengalami keterampilan motorik kasar yang baik pada usia SD, sekitar usia enam tahun. Usia SD adalah saat yang tepat untuk mengasah motorik kasar anak. Dari situ anak bisa menguasai keterampilan tertentu, yang bisa menjadi modal untuk menumbuhkan percaya diri. Sedangkan kesempurnaan motorik halus sangat relative, karena optimalnya setiap anak berbeda. Secara garis besar, terampil menulis dan melakukan aktivitas bermain adalah setelah usia 6-7 tahun.
Seorang anak bisa dikatakan mengalami masalah dalam perkembangan. Pada anak yang memiliki gangguan pada aktivitas motorik kasar misalnya, keseimbangannya kurang. Saat anak lain bisa berdiri di atas satu kaki, dia belum bisa. Atau ia tak bisa jongkok, ketika menuangkan air sering tumpah. Jika menemukan ciri seperti ini, orangtua hendaknya waspada. Anak ini perlu diberikan latihan yang lebih intens dengan berkonsultasi pada ahlinya. Yakni mereka yang menerjunkan diri pada bidang terapi okupasi. Kadang-kadang juga ada para ahli yang melatih sensory integration, termasuk di dalamnya menjaga keseimbangan tubuh.
Gangguan organis di otak biasanya berupa dispraxia. Yakni ada gangguan di pusat-pusat tertentu, yang memberikan perintah untuk melakukan gerakan. Anak ini mengalami kesulitan meski sudah dilatih. Padahal usianya sudah mencapai 6-7 tahun. Deteksi paling baik adalah ketika anak masih balita. ''Jangan menunggu sampai anak besar, karena kalau balita itu lebih mudah dibentuk,'' jelas Mayke. Jika dibiarkan, karena ini terkait dengan gangguan nerologis, nantinya bisa saja berdampak pada kegiatan akademis anak di waktu yang akan datang. (cy)
sumber : visual

Membersihkan Hidung Bayi



Hidung adalah salah satu jalan masuk pernapasan bagi manusia. Untuk itulah, kebersihannya perlu dijaga demi kelancaran pernapasan. Kalau orang dewasa bisa membersihkan sendiri. Tapi berbeda dengan si kecil anda. Karenanya, anda harus membersihkan kelancaran hidung si kecil agar napasnya tak terganggu oleh kotoran.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan orangtua bila ingin membersihkan hidung bayinya. Sebaiknya, janganlah membersihkan hidung anak terlalu dalam dan terlalu keras. Cuping hidung anak anda masih sangat lembut, jika terlalu dalam atau terlalu keras nantinya hidung anak anda akan terluka.
Sebelumnya, persiapkanlah alat bantu yang dibutuhkan untuk membersihkan hidung anak. Anda bisa menggunakan kapas pembersih yang lembut seperti cotton bud. Selain itu juga bisa dengan kain lembut seperti katun dan sapu tangan lembut yang ujungnya bisa dipilin. Lalu, persiapkanlah mangkuk yang berisi air hangat dan juga mangkuk untuk membuang kapas bekas pakai nantinya.
Jika anak anda kebetulan sedang mengalami pilek atau selesma, tentunya hidung akan mengeluarkan banyak lendir. Jika sudah begitu, anak anda akan bersin-bersin saat anda bersihkan hidungnya. Jadi jangan khawatirkan hal itu. Jika lendir terlalu banyak, anda bisa menyedot lendir bayi anda dengan menggunakan alat bantu seperti pipet khusus.
Cara penggunaannya cukup mudah, tekan saja pompa pipet hingga mengempis. Lalu masukkan ujungnya ke hidung si kecil, dan kembangkan pompanya. Maka, lendirnya akan tersedot. Anda bisa membersihkannya terlebih dahulu sebelum mengulanginya. Caranya, tekan dan lepas bagian pompa berulang kali di dalam air sabun dan bilas dengan air hangat. (yz)
sumber : visual

Memilih Obat Ruam Popok



Ruam popok yang dialami bayi, sebesar 40-85% kasus disebabkan oleh infeksi jamur candida, dan 50% karena infeksi bakteri Staphyluscoccus aureus. Para ahli kesehatan anak, senantiasa mengingatkan orangtua untuk membersihkan anak setiap kali buang air besar dan kecil, mengganti popok sebelum lembab, dan menggunakan obat. Tapi jenis obat apakah yang dapat mengatasi ruam popok si kecil hingga tuntas?
Tidak Lengket
Kebanyakan obat ruam popok bekerja sebagai lapisan pelindung kulit bayi yang sangat sensitif dari berbagai benda yang mungkin bersentuhan dengannya. Namun seringkali obat tersebut mengandung materi bersifat seperti minyak dan lengket. Akibatnya, bayi pun akan merasa tidak nyaman karena obat sejenis ini cenderung menutupi pori-pori kulit. Alih-alih menyembuhkan, ruam popok yang diderita bayi menjadi lebih parah.
Mengandung antijamur & Antibakteri
Pastikan anda menggunakan obat ruam popok yang mengandung antijamur dan antibakteri. Jangan mengoleskan losyen bayi atau baby oil untuk mengobati ruam popok si kecil. Karena keduanya tidak mengandung zat aktif yang dapat membunuh jamur atau bakteri. Hingga saat ini, Miconazole nitrat adalah materi yang diketahui ampuh memerangi jamur dan bakteri penyebab ruam popok, tanpa menyebabkan efek samping.
Materi Pelindung Kulit
Saat ruam popok terjadi, kulit di seputar wilayah yang tertutup popok akan mengalami peradangan, gejala yang terlihat adalah; kulit berwarna kemerahan, dan cenderung membengkak. Kondisi ini menandakan telah terjadi kerusakan kulit. Karenanya, obat yang dipilih untuk mengatasi ruam popok harus memiliki materi pelindung kulit.
Salah satu zat yang diketahui berfungsi melindungi kulit dari kerusakan adalah Zinc oxide. Zat ini bahkan dapat memperbaiki kondisi kulit bayi yang meradang dan mengembalikan kehalusannya. Segera cermati obat ruam popok yang tersimpan di kotak obat anda. Jika tidak memiliki ketiga syarat ini, carilah gantinya. (cy, Sumber: Tabloid Ibu Anak)

Mencoba Kombinasi Vaksinasi



Kerepotan ibu bekerja dengan anak kecilnya semakin bertambah. Bayi di awal kehidupannya pun ikut menderita karena harus bolak balik dibawa ke dokter dan menerima beberapa kali suntikan vaksinasi.
Mengingat masing-masing vaksin memiliki jadwal pemberian yang berbeda. Akibatnya, banyak orangtua yang tidak hafal bahkan lupa akan jadwal imunisasi bayinya.
Seringnya kesakitan yang dialami oleh bayi karena suntikan imunisasi serta banyaknya jumlah kunjungan ke dokter, menjadi kendala yang mempengaruhi tingkat kepatuhan orangtua untuk melengkapi imunisasi untuk bayinya. Cukup merepotkan.
Apalagi beberapa jenis vaksin tidak cukup sekali diberikan melainkan harus tiga kali, seperti Hib untuk mencegah infeksi selaput otak (meningitis) dan DPT untuk mencegah sekaligus tiga penyakit (difteri, pertusis dan tetanus).
Kemajuan teknologi memang telah mampu mengurangi ketidaknyamanan bayi saat diimunisasi, yaitu dengan berhasilnya diciptakan beberapa vaksin kombinasi. Salah satu vaksin kombinasi untuk bayi terbaru adalah vaksin kombinasi DPT.
Mengingat manfaat untuk mencegah sekaligus tiga penyakit itulah mengapa imunisasi ini diwajibkan pemerintah.
Menariknya, hasil penelitian membuktikan bahwa efek samping demam dari pemberian vaksin DPT sangat minimal secara bermakna, yaitu hanya 9,9% (N=1,275). Jika dibandingkan dengan pemberian vaksin DPT konvensional yang memberikan dampak demam pada bayi hingga 42,2% (N=1.275).
Vaksin kombinasi memang banyak untungnya. Paling tidak ia mengurangi jumlah suntikan dari 6 kali menjadi hanya 3 kali yang berarti mengurangi trauma suntikan pada bayi.
Keuntungan lainnya adalah praktis karena menghemat waktu para orangtua untuk membawa bayinya ke dokter, meningkatkan kepatuhan imunisasi serta minim efek samping seperti demam, bengkak, kemerahan dan rasa nyeri pada bekas suntikan. yz
sumber : visual

Minuman Berbusa Ancam Gigi Anak


Berbagai jenis minuman berbusa (bubble) menyebabkan kerusakan gigi pada anak dan kalangan remaja, demikian hasil sebuah studi. Mengonsumsi minuman yang mengandung karbonat meningkatkan kerusakan gigi sampai 59 persen pada anak berusia 12 tahun dan menyebabkan pengikisan sampai 220 persen pada anak usia 14 tahun, demikian hasil sebuah riset yang dimuat dalam Jurnal Kesehatan Gigi di Inggris.
Bagi mereka yang minum empat sampai lima gelas setiap harinya, maka resikonya akan meningkat sampai 252 persen bagi mereka yang berusia 12 tahun dan 513 persen bagi mereka yang berusia 14 tahun. Para peneliti menyatakan laporan riset ini akan bermakna bagi anak-anak dan remaja di Inggris.
Pengikisan pada gigi disebabkan oleh kimia asam yang terkandung dalam minuman berbusa. Bahan kimia itu akan mengikis dan membuat tanggal enamel yang melindungi gigi. Sementara gigi keropos disebabkan oleh gula yang bereaksi dengan gula yang menimbulkan karang gigi.
Survei itu dilakukan pada lebih dari 1.000 anak-anak dan remaja. Sebanyak 76 persen dari mereka berusia 12 tahun mengatakan mereka suka minum minuman berbusa, sementara mereka yang berusia 14 tahun mencapai 92 persen. Bagi seluruh kelompok umur, lebih dari 40 persen mengatakan mereka minum minuman berbusa empat gelas lebih setiap harinya.
Dr Peter Rock daru Universitas Birmingham mengatakan, "Riset ini mengidentifikasikan bahwa minuman berbusa menjadi faktor penyebab utama pengikisan dan kerusakan gigi pada anak-anak dan remaja." Katanya juga, "Minum minuman berbusa satu kali sehari juga dapat membuka peluang kerusakan gigi pada anak-anak."
Profesor Liz Kay, ahli bidang kesehatan gigi pada Asosiasi Dokter Gigi Inggris mengatakan pengikisan pada gigi menjadi masalah yang terus membayangi kesehatan gigi pada anak-anak di Inggris. Namun belum semua orangtua memahami perbedaan pengeroposan dan pengikisan gigi. "Riset ini menggarisbahwahi adanya masalah seputar pengikisan pada gigi dan mengidentifikasikan peningkatan resiko pada anak-anak yang minum minuman berbusa," katanya.
Ia mengatakan juga, "Para orangtua hendaknya memahami jumlah kandungan gula yang dapat menyebabkan keroposnya gigi. Keasaman yang disebabkan oleh mengkonsumsi gula dapat menyebabkan pengikisan pada gigi." "Sedangkan minum minuman berbusa dengan kandungan rendah gula juga masih dapat menyebabkan pengikisan pada gigi karena sifat asam pada gula," kata Profesor Kay.
Jenis minuman berbusa juga perlu mendapat perhatian orangtua. Minuman berbusa yang mengandung gula dianjurkan agar dijauhi, karena kombinasi keduanya akan menyebabkan kerusakan gigi.
Beri anak-anak aktivitas yang bermanfaat bagi kesehatan, misalnya berenang, basket atau bermain sepak bola. Hindari anak-anak untuk berlama menonton televisi. Jika anak mengalami kelebihan berat badan, maka orangtua dapat memilih jenis makanan dan minuman yang relatif pas, utamanya saat merayakan hari istimewa yang menyajikan permen coklat. (yz)
sumber : visual

Tidur Telentang

Tidur Telentang Bikin Kepala Bayi Rata?
Kebanyakan tidur terlentang atau pada satu sisi saja akan menyebabkan kepala bayi rata, adakah cara mengatasi kepala bayi rata ini? Apakah berbahaya?
Kejadian kepala bayi rata karena kebanyakan tidur dengan posisi telentang semakin meningkat sejak 1990 karena adanya kasus SIDS atau kematian bayi mendadak yang banyak ditemukan karena pada bayi yang ditidurkan pada posisi tengkurap. Sehingga banyak orangtua yang menidurkan bayinya dengan posisi telentang untuk mengurangi kemungkinan SIDS ini.
Kepala bayi rata atau istilahnya “peyang”, adalah suatu kondisi yang terjadi karena pada saat bulan-bulan pertama bayi lebih banyak menghabiskan waktunya dengan posisi tidur telentang. Dan karena kepala bayi masih sangat lembut maka penekanan akan menyebabkan kepala bayi menjadi rata pada satu sisi secara temporer atau tidak menetap.
Jadi anda tidak perlu kuatir karena keadaan kepala bayi yang rata adalah murni fisik dan tidak menetap. Keadaan ini akan kembali ke normal dengan sendirinya suatu saat ketika bayi anda sudah mulai banyak bergerak, kepala sudah mulai kuat, mulai merangkak dan sebagainya.
Salah satu cara untuk mencegah atau mengurangi terjadinya kepala rata adalah:
Pertama, lebih sering meletakkan bayi pada posisi tengkurap atau perut. Yang sebaiknya dilakukan sewaktu dalam pengawasan.
Kedua, secara bertahap rubahlah pandangan atau arah orientasi bayi anda ditempat tidur sehingga tidak berfokus pada satu arah saja. Misalnya bayi hanya selalu melihat ke arah kanan yang terdapat mainannya, maka cobalah untuk merubah pusat perhatiannya dengan meletakkan mainannya berpindah arah sehingga bayi membalikkan kepalanya ke sisi lain.
Jadi jangan kuatir, anda bisa mencoba tips diatas mudah-mudahan dapat membantu anda mengatasinya, dan ingat bahwa setelah kepala bayi kuat dan mulai banyak bergerak maka biasanya akan kembali normal. (cy)
sumber : visual

Terus Menerus Nonton TV, Anak Bisa Asosial


Guru dan orangtua diharapkan bisa menjadi agen ‘melek media’ bagi anak di rumah maupun di sekolah. Dengan demikian orangtua dan guru dapat mensosialisasikan pada anak serta mendampingi anak untuk menonton televisi dengan sehat serta memanfaatkan media televisi sebagai sumber belajar. Mengingat terus menerus menonton televisi bisa membuat anak menjadi asosial.
Tri Hastuti Nur MSi dari Lembaga Penelitian dan Pengembangan PP Aisyiyah (LPPA) mengemukakan hal tersebut pada wartawan di ruang kerja Jl KHA Dahlan, belum lama ini, demikian seperti yang dikutip dari Miol.
Untuk itu, PP Aisyiyah bekerjasama dengan Direktorat Pembinaan Ditjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Depdiknas mengadakan lokakarya dengan peserta para akademisi, KPID, guru, community leader, media massa serta dari PP Nasyiatul Aisyiyah. Kegiatan ini akan mengambil pilot project di Kota Yogyakarta untuk kemudian disebarluaskan di seluruh wilayah kerja Aisyiyah di Indonesia.
Tri menyebut, pelatihan mendatang akan diberikan pada guru dan orangtua. Sehingga diharapkan mereka akan mampu mensosialisasikan kepada anak/peserta didik bagaimana memanfaatkan televisi sebagai sumber belajar, bagaimana menonton televisi yang sehat dan menyikapi tayangan televisi.
“Melek media ini memang harus diajarkan dan terus menerus disosialisasikan,” tambahnya. Upaya ini menjadi sebuah hal yang penting dilakukan, karena akan sangat sulit melarang anak untuk tidak menonton televisi. Apalagi orangtua banyak yang tidak bisa terus menerus berada di dekat anak.
“Kalaupun ada di dekat anak, sebenarnya harus diakui banyak orangtua yang kurang paham bila menonton televisi secara terus menerus juga akan mengurangi daya kreativitas anak dan membuat perkembangan sosial menjadi terganggu. Yang paling parah, anak bisa asosial karena terus menerus menonton televisi,” tandasnya.
Dikatakan Dosen Fisipol UMY tersebut, meski televisi memberikan porsi untuk anak-anak, namun hal ini tetap harus dicermati. “Film kartun, misalnya, juga penuh dengan bahasa kekerasan termasuk film Nickelodeon, Sinchan bahkan juga Tom & Jerry. Kata-kata kasar seringkali muncul, sehingga sesungguhnya tidak semua film kartun layak dikonsumsi anak,” tambahnya. (yz)
sumber : visual

Waspadai Diare si kecil

Waspadai Diare pada Bayi
Bayi sakit memang membingungkan. Apa dan bagaimana gejalanya? Kapan persisnya ia harus segera dibawa ke rumah sakit? Tak jarang kita dibuat panik dan pontang-panting dengan kondisi anak yang tiba-tiba memburuk. Apalagi, karena suami-istri sibuk bekerja, tak sempat terlalu detail mencermati gejala penyakit anak.
Salah satu tanda yang sering terlihat adalah ketika aktivitas bayi menurun. Ia akan tampak lebih banyak tidur atau terlihat lesu. Cara menangis bayipun beda dari biasanya. Tangisannya jadi lemah. Umumnya, tangisan kuat adalah pertanda ia sehat. Saat lapar dan ingin minum susu, misalnya. Tapi kalau tangisannya lemah seperti mengerang, itu pertanda dia sakit.
Selain itu, perubahan pola kesadaran bayi juga bisa dijadikan pertanda. Bayi sehat, reaksi matanya sangat aktif, melihat ke kiri dan kanan. Kalau sakit, sorot matanya terlihat lemah. Begitu pula suhu tubuhnya yang tak stabil. Kadang tinggi atau justru lebih rendah dari suhu normal.
Jika suhu tubuh meningkat, langkah awal terpenting adalah mencermati ada tidaknya dehidrasi. Sebab, bayi dehidrasi biasanya suhu tubuhnya meninggi. Dehidrasi sendiri dapat disebabkan berbagai hal. Misalnya, kemampuan minumnya berkurang, buang airnya terlalu banyak, atau suhu di kamarnya terlalu panas. Semua inilah yang harus dicermati orangtua atau pengasuh.
Perhatikan pula, apakah dari garis keturunan keluarga yang memiliki riwayat kejang demam (stuip). Sebab, penyakit ini juga diawali dengan suhu badan yang meninggi.
Sementara jika terkena diare, bayi akan terlihat gelisah dan sering menangis. Tanda lain, tampak mencret atau banyak buang air. Bayi yang kena diare akan lebih banyak minum karena ia merasa haus akibat banyak mengeluarkan cairan dari tubuhnya.
Sementara kekurangan cairan atau dehidrasi pada bayi sangat mempengaruhi bayi, karena cairan itu sangat diperlukan tubuh. Pada prinsipnya, dehidrasi ada dua macam. Yang pertama karena pemasukannya kurang, yang kedua pengeluarannya berlebihan.
Jika pemasukannya kurang, jelas bayi akan mengalami dehidrasi. Sedangkan jika pengeluarannya berlebihan (semisal diare) dan tidak dibarengi dengan pemasukan, juga akan menyebabkan dehidrasi. (cy)
sumber : visual

Waspadai Kebiasaan Jajan Anak



Saat ini anak-anak sudah sangat terbiasa dengan jajan. Sikap ini dikarenakan anak-anak terbiasa dibekali uang saku oleh orang tuanya, membuat anak-anak leluasa jajan sembarangan. Tanpa disadari kebiasaan jajan ini bisa berakibat fatal bagi anak-anak. Sekarang ini banyak ditemukan kandungan bahan kimia berbahaya pada jajanan anak-anak.
Uang saku biasa diberikan orang tua yang terlalu sibuk bekerja sehingga tidak sempat menyiapkan bekal untuk anak-anaknya. Namun ada juga orang tua yang gemar membelikan jajanan siap saji dalam kemasan untuk bekal anak-anaknya.
Menurut Psikolog Mayke Tedjasaputra dari UI, budaya serba cepat juga mempengaruhi anak-anak, termasuk kebiasaan jajan. Pola jajan pada anak juga terbentuk melalui kebiasaan.
Orang tua yang senang jajan, akan 'melahirkan' anak-anak yang juga suka jajan. Di rumah anak-anak meniru orang tuanya, sementara di sekolah mereka meniru teman-temannya. Perilaku ini semakin diperkuat dengan dukungan lingkungan. Seperti adanya kantin di sekitar sekolah serta penjaja makanan keliling yang lewat di rumah
Banyak faktor penyebab, salah satunya adalah para ibu yang juga berkarir di kantor yang merasa tak ada waktu membuat bekal makanan untuk anak-anaknya, juga faktor harga yang lebih murah membelikan jajanan siap saji ketimbang membuat sendiri. Di samping itu kebiasaan orang tua mengajak anak-anak 'makan di luar' bisa memicu perilaku senang jajan pada anak, meski para orang tua menganggap hal tersebut sebagai salah satu bentuk rekreasi keluarga. Faktor lain adalah kurangnya variasi makanan di rumah, membuat anak bosan dengan makanan yang disajikan sehingga memilih jajan.
Kebiasaan jajan ini bakal berdampak negatif, seperti anak enggan makan, apalagi mereka jajan berdekatan dengan waktu makan. Anak juga tak berselera dengan makanan rumah, karena mereka terbiasa jajan.
Bagaimanapun, orang tua harus bertanggung jawab terhadap makanan yang diasup anak-anaknya. Kalaupun bekerja, para ibu bisa mensiasati dengan bangun lebih pagi atau menyiapkan malam harinya, sehingga pagi tidak terlalu repot.
Menyiapkan bekal untuk anak juga bisa dilakukan ayah. Upaya orang tua menyiapkan bekal untuk anak ini juga berpengaruh terhadap perkembangan jiwa anak. Minimal mereka bisa menyaksikan orang tuanya bersusah payah menyiapkan makanan untuk bekal mereka. (ee/KCM)
sumber : visual